TIMES BALI, PACITAN – SMAN 2 Ngadirojo, Kabupaten Pacitan meluncurkan gerakan dekarbonisasi melalui program 'Penanaman Bersama Pohon Cengkeh'. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi jejak karbon sekaligus meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa dan masyarakat sekitar.
Gerakan ini bukan sekadar aksi seremonial, tetapi bagian dari upaya nyata dalam menanggulangi perubahan iklim. Pohon cengkeh dipilih karena kemampuannya menyerap karbon dioksida (CO₂) dalam jumlah besar.
Selain berkontribusi pada lingkungan, cengkeh juga memiliki nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat Desa Wonokarto Persatuan. Dengan demikian, program ini tidak hanya berdampak ekologis, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan warga setempat.
Gerakan ini mengusung slogan "Satu Pohon, Seribu Manfaat", yang mencerminkan harapan besar terhadap dampak positif yang akan tercipta.
Selain memperbaiki kualitas udara dan mengurangi efek pemanasan global, penanaman pohon cengkeh juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Peluncuran gerakan ini dilakukan dengan penanaman pohon cengkeh pertama oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, Indiyah Nurhayati.
Dalam acara tersebut, para siswa SMAN 2 Ngadirojo tampak antusias mengikuti program yang dianggap sebagai bagian dari tanggung jawab mereka terhadap lingkungan.
"Saya merasa bangga melihat antusiasme siswa-siswi SMAN 2 Ngadirojo dalam mendukung program dekarbonisasi ini. Upaya seperti ini sangat penting dalam menjaga bumi kita, dan saya memberikan apresiasi penuh terhadap langkah nyata yang telah diambil oleh sekolah ini," ujar Indiyah Nurhayati, Rabu (19/3/2025).
Dengan adanya gerakan ini, SMAN 2 Ngadirojo berharap dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia. Sekolah ini ingin membuktikan bahwa lembaga pendidikan bisa berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Tidak hanya berhenti pada penanaman pohon, sekolah ini juga berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program hijau lainnya, seperti pengelolaan sampah yang lebih baik, penghijauan lingkungan sekolah, serta edukasi tentang keberlanjutan.
Gerakan ini juga selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya pada poin aksi terhadap perubahan iklim.
Melalui keterlibatan aktif siswa dalam program ini, SMAN 2 Ngadirojo ingin mencetak generasi muda yang peduli terhadap lingkungan dan siap menjadi agen perubahan di masa depan.
Indonesia memiliki target besar dalam mengurangi emisi karbon guna mencapai net zero emissions pada tahun 2060. Langkah kecil seperti yang dilakukan oleh SMAN 2 Ngadirojo menjadi bagian dari upaya kolektif menuju tujuan tersebut.
Dengan penanaman pohon cengkeh ini, SMAN 2 Ngadirojo berharap bisa memberikan kontribusi nyata dalam menjaga keberlanjutan ekosistem. Sekolah ini ingin menanamkan kesadaran bahwa setiap individu memiliki peran dalam menjaga lingkungan, dan perubahan bisa dimulai dari hal kecil yang dilakukan secara konsisten.
Sebagai institusi pendidikan yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan lingkungan, SMAN 2 Ngadirojo Pacitan berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program inovatif yang berorientasi pada keberlanjutan. Langkah ini diharapkan menjadi inspirasi bagi lebih banyak sekolah dan komunitas untuk turut serta dalam menjaga bumi bagi generasi mendatang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: SMAN 2 Ngadirojo Pacitan Gagas Dekarbonisasi, Tanam Pohon Cengkeh untuk Masa Depan Hijau
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |