https://bali.times.co.id/
Berita

BPS Bali Catat Deflasi 0,01 Persen di September 2025

Rabu, 01 Oktober 2025 - 19:45
BPS Bali Catat Deflasi 0,01 Persen di September 2025 Kepala BPS Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan jelaskan dampak banjir besar dikaitkan dengan deflasi September 2025 di Denpasar, Rabu 1/10/2025. (FOTO: ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)

TIMES BALI, BALI – Badan Pusat Statistik (BPS) Bali menyatakan bahwa banjir besar yang terjadi pada September 2025 tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan harga berbagai barang di provinsi tersebut.

Kepala BPS Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan menjelaskan di Denpasar, Rabu (1/10/2025), bahwa secara keseluruhan Bali mengalami deflasi sebesar 0,01 persen pada September 2025 dibandingkan bulan sebelumnya.

“Kalau dari sisi pergerakan harga-harga, tidak ada pengaruh karena secara umum terjadi deflasi, karena relatif cepat banjir 2 hari dan di hari ketiga orang masih bisa mengkonsumsi, masih bisa belanja, barang masih lancar, distribusi tidak ada yang terganggu,” ujarnya.

Deflasi yang terjadi pada September dibanding Agustus ini menandai bulan ketiga berturut-turut Provinsi Bali mengalami penurunan harga.

Berdasarkan analisis BPS, deflasi kali ini terutama dipengaruhi oleh dua kelompok pengeluaran utama, yaitu Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang mengalami deflasi 0,32 persen dengan kontribusi 0,1 persen, serta Kelompok Transportasi yang mengalami deflasi 0,4 persen dengan andil 0,04 persen terhadap total deflasi.

“Jadi dari 11 kelompok pengeluaran, dua ini paling deflasi, dan ada Kelompok Pendidikan yang mencatat sumbangan inflasi 0,03 persen,” kata Agus Gede.

Dari sisi komoditas, penyumbang deflasi tertinggi selama September 2025 adalah bawang merah sebesar 0,21 persen, diikuti tomat 0,08 persen, angkutan udara 0,04 persen, daging babi 0,04 persen, bawang putih 0,02 persen, dan cabai rawit 0,02 persen. Menurut BPS, kondisi ini disebabkan oleh panen raya serentak, bukan karena banjir besar.

“Secara umum September yang lalu harga-harga masih mengalami penurunan, penurunan harga komoditas hortikultura karena ada panen raya,” jelas Agus Gede.

Meskipun banyak harga komoditas yang turun, terdapat beberapa barang yang justru mengalami kenaikan harga, seperti daging ayam ras, canang sari, jeruk, dan beras, yang membantu menekan laju deflasi lebih dalam.

Agus Gede juga menyoroti fenomena unik di September 2025, dimana Denpasar sebagai daerah paling terdampak banjir justru menjadi satu-satunya wilayah yang mengalami inflasi.

“Sebelumnya semuanya sejalan tapi di September ini Singaraja, Tabanan, Badung secara bulan ke bulan menunjukkan deflasi seperti provinsi, tapi Denpasar mengalami inflasi 0,41 persen,” ungkapnya.

BPS Bali menilai kondisi ini tidak terkait dengan pergerakan harga, melainkan disebabkan oleh volume konsumsi masyarakat Denpasar yang lebih tinggi dibandingkan kabupaten lainnya.(*)

Pewarta : Antara
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bali just now

Welcome to TIMES Bali

TIMES Bali is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.