TIMES BALI, TEGAL – Di tengah sejuknya hawa pegunungan dan suara gemericik air panas alami yang mengalir di kaki Gunung Slamet, kawasan wisata Guci, Kabupaten Tegal, bersiap menapaki babak baru. 

Tak sekadar tempat pemandian air panas, wisata Guci kini diarahkan menjadi satu destinasi wisata kesehatan kelas dunia, dengan peluncuran program Guci Medical Wellness Tourism.

Guci Medical Wellness Tourism ini melalui event bertajuk Festival Hidrowellness yang diselenggarakan pada  7–8 Oktober 2025 di Gulala Azana Resort, Wisata Guci Tegal didukung langsung RS Soesilo 

Langkah ini bukan sekadar rebranding saja tapi juga melainkan strategi menyeluruh yang memadukan keunggulan alam, layanan medis, dan tren gaya hidup sehat. 

Bupati Tegal, Ischak Maulana Rohman saat Launching pada Selasa (7/10)/2025) malam  menyebut bahwa inisiatif ini sebagai upaya mewujudkan 'pariwisata yang berbasis geotermal yang tidak hanya menyegarkan tubuh, tapi juga menyehatkan jiwa'.

"Saya sangat apresiasi gebrakan kesehatan ini apalagi dengan memanfaatkan potensi alam, dan ini merupakan terobosan baru bagi dunia kesehatan yang menyatu dengan alam di Kabupaten Tegal," terang bupati.

Guci yang berada di kaki gunung Slamet selama ini dikenal karena sumber air panas alaminya yang unik hangat, jernih, dan tidak berbau belerang, sebuah karakteristik langka sangat cocok untuk pengembangan hidroterapi. 

"Air Panas Guci ini sangat berbeda dan mungkin menjadi satu satunya sumber air panas yang paling alami tanpa ada aroma belerang di Jawa Tengah," jelas Bupati Tegal dalam sambutan Launching Medical Wellness.

Dalam festival Hiddrowellness nanti para pengunjung akan dapat mencoba praktek aquafitness, terapi akupunktur, hingga konsultasi medis langsung dari klinik yang disiapkan di lokasi acara.

“Air panas bukan hanya untuk berendam santai. Dengan pendekatan yang benar, ini bisa menjadi bagian proses penyembuhan dan relaksasi tubuh,” ujar Direktur RSUD dr. Soeselo Tegal dr. Guntur Muhammad Taqwin

Ia menjelaskan, pihaknya selaku RS Soesilo akan terus berupaya meningkatkan dan mengevaluasi kegiatan ini sehingga nanti para pengunjung tidak hanya sekadar wisata tetapi juga dapat melakukan terapi kesehatan.

Tren wisata global yang sedang berubah. Wisatawan kini mencari pengalaman yang lebih dalam liburan tak sekadar hanya menyenangkan, tapi juga memberikan manfaat kesehatan. 

Di sinilah konsep wellness tourism dalam mengambil peran, dan Guci memiliki semua syarat alaminya, sepertihalnya udara segar, pemandangan hijau, suasana tenang, serta potensi trekking dan refleksi diri.

Dengan melibatkan berbagai pihak dari dinas pariwisata, rumah sakit, hotel, hingga universitas program tersebut tidak hanya menjual “kemasan” wisata, tetapi benar benar membangun ekosistem layanan kesehatan kredibel dan berkelanjutan.

Dikatakan Bupati Tegal, meski menjanjikan, jalan menuju Guci Medical Wellness masih menghadapi tantangan. Akses jalan dititik sempit, fasilitas publik terbatas dan juga perlunya peningkatan standar SDM harus menjadi perhatian. 

Pemerintah daerah pun telah menyiapkan roadmap 2026–2030 dalam rancangan  pengembangan pariwisata terintegrasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Kalau kita tidak jaga keseimbangan alam ini bisa-bisa alam rusak jadi pembangunan harus hati-hati dan berdasarkan zonasi yang jelas,” tambah Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman.

Peluncuran Festival Hidrowellness bukan hanya seremoni, tapi harapan baru bagi Guci dan Kabupaten Tegal. Harapan agar wisata tidak hanya soal foto-foto, tapi juga soal penyembuhan, ketenangan, hingga pemulihan.

Di masa depan, mungkin orang datang ke Guci bukan hanya karena air panasnya, tapi karena di sana mereka dapat menemukan kembali energi hidupnya. (*)