TIMES BALI, JAKARTA – Bukan hal yang aneh ketika mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) dinilai oleh peserta didik merupakan pelajaran yang monoton dan sangat membosankan. Hal itu disebabkan banyak hal, salah satunya yaitu metode yang digunakan oleh guru yang tidak bervariatif.
Kini di dalam kurikulum Merdeka yang telah mengganti nama menjadi mata pelajaran pendidikan pancasila diharapkan terdapat perbedaan dalam hal metode yang digunakan. Walaupun secara materi yang diajarkan masih sama dengan mata pelajaran PPKn.
Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan pancasila merupakan bagian integral dari pembentukan karakter bangsa Indonesia. Begitu strategisnya mata pelajaran ini karena mengajarkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila tidak hanya menjadi landasan filosofis negara, tetapi juga menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun, seringkali pemahaman terhadap Pendidikan Pancasila dianggap kering dan membosankan. Padahal, dengan pendekatan yang tepat, belajar tentang Pancasila dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan mendalam.
Mengapa Pendidikan Pancasila Penting
Sebelum membahas lebih lanjut tentang serunya menggali makna Pendidikan Pancasila, penting untuk memahami mengapa pendidikan ini begitu vital bagi masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan komitmen Indonesia terhadap prinsip-prinsip keadilan, persatuan, kemanusiaan, demokrasi, dan ketuhanan yang maha esa. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam terhadap Pancasila akan membentuk karakter generasi muda yang kuat, toleran, dan bertanggung jawab.
Menjadikan Pembelajaran Menyenangkan
Bagaimana caranya membuat pembelajaran Pendidikan Pancasila menjadi menyenangkan? Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan metode yang interaktif dan kreatif. Misalnya, melalui permainan peran dimana setiap siswa mengambil peran tokoh sejarah yang terkait dengan perumusan Pancasila. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar tentang sejarah, tetapi juga merasakan langsung tantangan dan perjuangan tokoh-tokoh tersebut dalam membangun Indonesia.
Menggali Makna melalui Diskusi
Diskusi merupakan sarana yang efektif untuk menggali makna Pendidikan Pancasila secara bersama-sama. Dalam suasana yang santai dan terbuka, siswa dapat saling bertukar pendapat tentang arti dan relevansi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Diskusi semacam ini dapat menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan memicu minat siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.
Memanfaatkan Teknologi
Teknologi juga dapat menjadi alat yang efektif dalam mengajarkan Pendidikan Pancasila. Melalui aplikasi edukasi interaktif, siswa dapat belajar tentang sejarah dan makna Pancasila secara menarik. Animasi, video, dan game edukasi dapat membantu memperjelas konsep-konsep abstrak dan membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Selain itu, pemanfaatan media sosial juga dapat menjadi sarana untuk memperluas wawasan dan berbagi pemahaman tentang Pancasila.
Pengalaman Lapangan
Tidak hanya belajar di dalam kelas, pengalaman lapangan juga dapat menjadi sarana yang efektif dalam menggali makna Pendidikan Pancasila. Melalui kunjungan ke berbagai tempat bersejarah atau bertemu dengan tokoh-tokoh yang berperan dalam pembentukan Pancasila, siswa dapat merasakan langsung nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi bangsa. Pengalaman seperti ini akan memberikan dampak yang mendalam dan membantu memperkuat rasa kebanggaan terhadap identitas bangsa.
Membuat Proyek Kolaboratif
Membuat proyek kolaboratif juga dapat menjadi cara yang efektif untuk menggali makna Pendidikan Pancasila. Misalnya, siswa dapat bekerja dalam kelompok untuk membuat kampanye sosial yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila, seperti kebersamaan, gotong royong, atau toleransi. Melalui proses ini, siswa tidak hanya belajar tentang konsep-konsep Pancasila, tetapi juga mengaplikasikannya dalam kegiatan nyata untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Mengembangkan Kreativitas
Pendidikan Pancasila juga dapat menjadi wahana untuk mengembangkan kreativitas siswa. Misalnya, melalui kegiatan seni seperti lukisan, puisi, atau drama, siswa dapat mengekspresikan pemahaman mereka tentang nilai-nilai Pancasila dengan cara yang unik dan inspiratif. Dengan memberikan kebebasan berekspresi, siswa akan merasa lebih terlibat dan bersemangat dalam pembelajaran.
Pendidikan Pancasila bukanlah sekadar mata pelajaran yang harus dipelajari, tetapi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembentukan karakter bangsa Indonesia. Dengan pendekatan yang tepat, pembelajaran tentang Pancasila dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan mendalam.
Melalui metode yang interaktif, diskusi terbuka, pemanfaatan teknologi, pengalaman lapangan, proyek kolaboratif, dan pengembangan kreativitas, siswa dapat menggali makna Pancasila secara lebih menyeluruh dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, generasi muda Indonesia akan menjadi penerus bangsa yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan mencintai negaranya dengan segenap jiwa.
***
*) Oleh : Hery Setyawan, M.Pd., Guru di SMPN 42 Jakarta dan Guru Penggerak Angkatan 8 Jakarta Utara.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Serunya Belajar Pancasila
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |