TIMES BALI, JAKARTA – World Youth Festival (WYF) 2024 kembali menjadi platform global yang mempertemukan pemuda berbakat dari seluruh dunia untuk berbagi ide, kreativitas, dan solusi inovatif. Acara yag digawangi olh Youth break the Boundaries (YBB) tersebut berlangsung selama 4 hari (5-8 Oktober 2004) di Kuala Lumpur Malaysia.
Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, seperti Dr. Saleh Mubarak Bazead, seorang filantropis dan analis yang mewakili NAMA Foundation, dan Agustinus Toko Susetio, atau lebih dikenal sebagai Pak Koko, Head of CSR & Institutional Relation PT ANTAM Tbk (2022-sekarang), yang menjadi salah satu pembicara utama. Juga hadir Sabrina Ridzal, Co-Founder Brik dan content creator sukses.
Dalam pidatonya, Agustinus menyampaikan pandangannya tentang peran penting generasi muda dalam pembangunan berkelanjutan. "Generasi muda adalah kunci dalam membentuk masa depan. Festival seperti WYF memberikan peluang berharga bagi mereka untuk berbagi ide dan mengembangkan mindset yang diperlukan untuk pembangunan berkelanjutan," ungkapnya.
Penghargaan dan Inovasi dalam Kompetisi
Salah satu sorotan utama WYF 2024 adalah pengumuman pemenang beberapa kompetisi bergengsi. Dalam kategori The Best Essay of the World Youth Festival 2024, tiga delegasi menonjol meraih penghargaan yakni Amadou Gissay dari Gambia, Gwayne Fabian dari Sekolah Quran Asy Syahid, dan Raisya Azka, delegasi umum dari Indonesia.
Selain itu, kompetisi ide bisnis juga menjadi ajang unjuk kreativitas para peserta. Grup 3, dari Pondok Pesantren Thursina IIBS, meraih posisi pertama dengan ide bisnis inovatif mereka. Mereka memperkenalkan Botaniq, pot pintar yang dibuat dari bahan daur ulang dan dilengkapi teknologi kecerdasan buatan (AI).
Produk ini bertujuan memudahkan perawatan tanaman hias dalam ruangan dengan memantau kelembapan tanah, cahaya, dan suhu, serta memberikan pengingat melalui aplikasi. Ide mereka juga menjadikan kelompok tersebut menjadi The Best Group dalam acara tersebut.
Posisi kedua diraih oleh Grup 7, HOPE Union dari Sekolah Quran Asy Syahid, yang mengembangkan platform bagi seniman muda untuk menampilkan karya mereka dan menjangkau audiens lebih luas. Platform ini menjadi wadah penting di tengah kekayaan kreativitas Indonesia, namun terbatasnya akses bagi seniman muda untuk menampilkan karya mereka secara global.
Grup 8 dari Sekolah Quran Asy Syahid meraih posisi ketiga dengan ide bisnis mereka yang inovatif, Edumotion, sebuah platform digital yang membantu anak-anak memahami dan mengelola emosi mereka. Edumotion memberikan sumber daya pendidikan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan emosional anak-anak.
Coco Case: Juara Kategori Ide Bisnis Umum
Pada kategori Ide Bisnis Umum, Grup 1, Coco Case, meraih juara pertama dengan inovasi yang berfokus pada keberlanjutan dan pengurangan limbah plastik di Indonesia. Mereka memproduksi casing ponsel ramah lingkungan yang terbuat dari cocopeat, limbah pertanian yang kuat dan fleksibel.
Produk ini tidak hanya fungsional, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik.
Kemenangan mereka diakui dengan penghargaan The Best Group di World Youth Festival (WYF) 2024, yang membawa pulang pendanaan sebesar 300 USD untuk mengembangkan ide mereka lebih lanjut.
World Youth Festival 2024 berhasil menjadi ajang inspiratif yang mempertemukan ide-ide inovatif dari berbagai negara. Festival ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, generasi muda dapat memainkan peran penting dalam membangun masa depan yang lebih baik. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: World Youth Festival 2024: Botaniq Thursina IIBS Mencuri Perhatian Juri
Pewarta | : Khodijah Siti |
Editor | : Khodijah Siti |