TIMES BALI, JAKARTA – Pilkada Serentak 2024 bukan hanya momen demokrasi terbesar dalam sejarah Indonesia, tetapi juga ajang pertarungan melawan ancaman hoaks yang dapat merusak kepercayaan publik.
Di tengah derasnya arus informasi, Koalisi Cek Fakta—melibatkan lebih dari 40 media dan komunitas pemeriksa fakta—turun tangan untuk memastikan proses demokrasi berjalan jujur dan transparan.
Sejak dini hari hingga malam hari, tim gabungan yang terdiri dari editor, pemeriksa fakta, dan relawan bekerja secara daring untuk memverifikasi informasi yang beredar.
Temuan mereka langsung dipublikasikan melalui cekfakta.com, memberikan akses cepat dan akurat kepada masyarakat di tengah maraknya berita palsu.
“Hoaks seputar Pilkada masih sangat tinggi, dan jika tidak ditangani, dapat memengaruhi pilihan masyarakat,” kata Bayu Wardhana, Sekretaris Jenderal AJI Indonesia.
Menurutnya, inisiatif ini adalah langkah nyata untuk membantu masyarakat memilih berdasarkan fakta, bukan kebohongan yang dirancang untuk menyesatkan.
Senada dengan itu, Wahyu Dhyatmika, Ketua AMSI, menegaskan pentingnya peran media dalam menjaga integritas demokrasi.
“Pemeriksaan fakta selama pemilu adalah salah satu cara untuk melindungi ekosistem informasi digital dari disinformasi yang dapat mencemari suara rakyat,” ujarnya.
Tantangan ini tidak main-main. Data dari MAFINDO mencatat, dari Januari hingga Juni 2024, terdapat 670 hoaks terkait pemilu yang terdeteksi. Platform seperti TikTok, YouTube, dan Facebook menjadi jalur utama penyebarannya.
“Tahun politik selalu menjadi puncak konsentrasi hoaks. Kami hadir untuk memastikan Pilkada berjalan damai, dengan integritas informasi yang terjaga,” ujar Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium MAFINDO.
Menanggapi ancaman ini, Ferry Agusta, Koordinator Cek Fakta TIMES Indonesia, menyatakan bahwa peran media sangat vital dalam mengawal Pilkada yang aman dan bebas dari hoaks.
“Melalui kolaborasi ini, kami memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan dapat dipercaya. Ini adalah langkah konkret untuk melindungi demokrasi dari polarisasi akibat disinformasi,” tegasnya.
Dengan dukungan Google News Initiative, Koalisi Cek Fakta menunjukkan bahwa kolaborasi antara media, komunitas, dan teknologi dapat menjadi garda terdepan melawan hoaks.
Upaya ini diharapkan mampu menciptakan Pilkada yang bersih, damai, dan transparan, memastikan bahwa suara rakyat mencerminkan kehendak sejati tanpa pengaruh manipulasi informasi.
Di tengah tantangan besar ini, publik diimbau untuk berperan aktif dalam menyaring informasi dan hanya mengandalkan sumber yang tepercaya. Sebab, menjaga demokrasi adalah tanggung jawab bersama. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Koalisi Cek Fakta Kawal Pilkada 2024 dari Serbuan Hoaks
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |