Berita

Mantan Wakil Menhan Irak Dihukum Gantung, Ini Alasannya

Sabtu, 14 Januari 2023 - 23:52
Iran Menghukum Gantung Mantan Wakil Menhan Menurut pengadilan Iran, Akbari mulai bekerja dengan intelijen Inggris pada tahun 2004 selama lima tahun. (FOTO: Al Jazeera/Reuters)

TIMES BALI, JAKARTA – Mantan Wakil Menteri Pertahanan (Menhan) Iran, Alireza Akbari dihukum gantung oleh negaranya sendiri dengan tuduhan menjadi mata-mata Inggris. Keluarga mantan wakil Menhan Iran mengatakan kepada media Inggris bahwa dia tidak bersalah dan telah menjadi korban permainan politik di Iran.

Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak juga terkejut atas eksekusi yang dilakukan Teheran itu. "Ini adalah tindakan tidak berperasaan dan pengecut, yang dilakukan oleh rezim barbar yang tidak menghormati hak asasi manusia rakyatnya sendiri," katanya seperti dilansir Al Jazeera.

Pelaksanaan eksekusinya dilakukan saat pihak berwenang Inggris menyelidiki pengiriman uranium yang disita di Heathrow yang dikhawatirkan terkait dengan Iran.

Inggris telah menuntut agar Teheran menghentikan apa yang disebut menteri luar negeri James Cleverly sebagai eksekusi "bermotivasi politik".

Media pemerintah Iran telah melaporkan bahwa Akbari yang berusia 61 tahun telah memegang posisi tinggi dalam pembentukan pertahanan negara.

Outlet berita resmi pengadilan Iran mengkonfirmasi pada Sabtu pagi, bahwa Alireza Akbari, seorang berkewarganegaraan  ganda Inggris-Iran, digantung setelah dinyatakan melakukan "korupsi di Bumi" dan bertindak melawan keamanan nasional dengan menjadi mata-mata untuk intelijen Inggris.

Pihak pengadilan Iran menambahkan, bahwa Alireza Akbari dijatuhi hukuman mati karena "membahayakan keamanan internal dan eksternal negara dengan meneruskan intelijen.

"Tindakan dinas mata-mata Inggris dalam kasus ini telah menunjukkan nilai pidananya, penting aksesnya, dan kepercayaan musuh padanya,"  tambah pihak pengadilan

Dikatakan dia telah menerima pelatihan dari MI-6, mendirikan perusahaan cangkang untuk menggagalkan dinas intelijen Iran, mengadakan pertemuan intelijen di berbagai negara, termasuk Austria dan UEA, dan menerima kewarganegaraan Inggris sebagai hadiah karena "mengkhianati" negaranya.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyebutnya "tindakan tidak berperasaan dan pengecut yang dilakukan oleh rezim biadab tanpa menghormati hak asasi manusia rakyatnya sendiri".

Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly mengatakan, tindakan biadab ini pantas mendapat kecaman sekuat mungkin. Ini tidak akan bertahan tanpa tantangan.

Dia sebelumnya menyerukan penghentian eksekusi Akbari, dengan mengatakan "ini adalah tindakan bermotivasi politik oleh rezim barbar yang sama sekali mengabaikan kehidupan manusia. Amerika Serikat juga sempat menyerukan penghentian eksekusi.

Alireza Akbari diduga telah menyampaikan informasi tentang puluhan pejabat senior Iran. Termasuk Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan nuklir terkemuka yang dibunuh di sebuah kota dekat Teheran pada tahun 2020. Iran menyalahkan Israel atas serangan itu.

Menurut pengadilan Iran, Alireza Akbari mulai bekerja dengan intelijen Inggris sejak tahun 2004 selama lima tahun sebelum meninggalkan negara itu. Pada tahun 2009, dia diduga disarankan oleh Inggris untuk meninggalkan Iran.

Alireza Akbari kemudian diduga masuk kembali ke Iran beberapa tahun kemudian untuk melanjutkan aktivitasnya, dan akhirnya ditangkap.

Pengadilan tidak mengumumkan tanggal penangkapannya, tetapi dia dilaporkan ditahan pada tahun 2019.

Awal pekan ini, kantor berita IRNA yang dikelola negara merilis sebuah video tentang "pengakuan" Alireza Akbari, yang dikatakan sebagai sekutu dekat Ali Shamkhani, kepala keamanan dan menteri pertahanan Iran saat ini dari tahun 1997 hingga 2005, saat Akbari menjabat wakilnya.

Jabatannya termasuk wakil menteri pertahanan untuk urusan luar negeri dan posisi di "sekretariat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.

Alireza Akbari juga pernah menjadi "penasihat komandan angkatan laut" serta "memimpin divisi di pusat penelitian kementerian pertahanan".

"Tindakan dinas mata-mata Inggris dalam kasus ini telah menunjukkan nilai terpidana, pentingnya aksesnya, dan kepercayaan musuh kepadanya," lapor kantor berita Iran, Mizan Online.

Dalam sebuah video yang diterbitkan oleh media Iran, Akbari terlihat berbicara tentang kontaknya dengan Inggris.

Dia juga mengatakan dia ditanyai oleh Inggris tentang ilmuwan nuklir top Iran Mohsen Fakhrizadeh, yang dibunuh pada November 2020 dalam serangan yang dituduhkan Teheran pada musuh bebuyutan Israel.

Alireza Akbari, adalah veteran perang Iran-Irak (1980-1988). "Ia ditangkap antara Maret 2019 dan Maret 2020," kata media pemerintah Iran.

Mengutip pernyataan dari kementerian intelijen Iran, Mizan menyebutkan,  mengatakan awal pekan ini bahwa Alireza Akbari menjadi "mata-mata utama" untuk Badan Intelijen Rahasia Inggris, lebih dikenal sebagai MI6, karena "pentingnya posisinya".

Pada Februari 2019, surat kabar resmi pemerintah Iran menerbitkan wawancara dengan Alireza Akbari, yang diidentifikasi sebagai mantan wakil menteri pertahanan selama masa kepresidenan Mohammad Khatami 1997-2005.

Awal Desember lalu, Iran mengeksekusi empat orang yang dituduh bekerja dengan intelijen Israel, tulis Mizan saat itu.

"Iran menggantung mereka empat hari setelah Mahkamah Agung menguatkan hukuman mati mereka atas "kerja sama intelijen mereka dengan rezim Zionis (Israel) dan penculikan", lapor Mizan.

Eksekusi mantan wakil Menhan Iran Alireza Akbari terjadi ketika Iran diguncang oleh protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini pada 16 September yang dipukuli hingga tewas oleh polisi karena mengenakan jilbab yang dinilai tidak pantas. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bali just now

Welcome to TIMES Bali

TIMES Bali is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.