TIMES BALI, DENPASAR – Lily Jean, rumah mode slow fashion terkemuka asal Bali yang dipimpin oleh Made de Coney sebagai Creative Director, meluncurkan koleksi kapsul terbarunya, 'Where the Wild Things Are', di ajang Fusion Fashion Bali 2025.
Ditampilkan dalam segmen prestisius Special Runway, koleksi ini merefleksikan tema tahun ini, 'Diversity Beyond Perfection' yaitu sebuah selebrasi atas keaslian, keunikan, dan keindahan abadi melalui pendekatan mode berkelanjutan.
Sejak berdiri pada 2004, Lily Jean terus memegang teguh komitmennya pada keahlian berkesadaran menciptakan desain ramah lingkungan yang memberdayakan perempuan dan menghormati warisan seni Indonesia.
Made de Coney, desainer kelahiran Bali berdarah Brasil dan Australia yang memimpin Lily Jean mengungkap Koleksi 'Where the Wild Things Are' menjadi wujud nyata dari filosofi ini dengan memadukan motif berani, nuansa alam, dan sentuhan bordir tangan yang terinspirasi dari keindahan alam bebas.
"Setiap karya dibuat secara handmade di Indonesia, menggunakan kain berkelanjutan non-poliester dan membutuhkan hingga 60 hari pengerjaan, menunjukkan dedikasi, ketekunan, dan penghormatan terhadap proses," terangnya, Selasa (6/5/2025).
Momen memukau di Fusion Fashion Bali 2025 ini dikurasi oleh M Style di bawah naungan Momento Group. Fusion Fashion Bali 2025 bukan sekadar peragaan busana, melainkan gerakan budaya yang mengangkat konsep mindful luxury.
Berlokasi di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort yang menghadirkan pesona otentik bali dengan keanggunan Prancis, acara ini mempertemukan para desainer visioner yang mengutamakan kreativitas dan keberlanjutan.
Sebagai salah satu dari tiga desainer yang tampil di Special Show, Lily Jean tampil bersama Dika Saskara dan Erika Peña, bersama-sama menghidupkan semangat inklusivitas dan inovasi.
Lewat koleksi ini, Lily Jean menghadirkan busana untuk perempuan yang mencari lebih dari sekadar tren. Fashion ini memberdayakan perempuan modern yang berkesadaran dimana mereka yang ingin tampil berani, sadar diri, dan terhubung dengan dunia sekitarnya.
Dari keanggunan kasual di siang hari hingga pesona malam yang elegan, setiap busana bercerita tentang harmoni antara gaya dan tanggung jawab sosial.
Dipimpin oleh Made de Coney, desainer kelahiran Bali berdarah Brasil dan Australia, Lily Jean menggabungkan sensitivitas global dengan akar budaya pulau yang kuat.
Dengan 80% tenaga kerjanya adalah perempuan, Lily Jean bukan hanya memajukan slow fashion, tetapi juga mendukung pemberdayaan komunitas lewat kesempatan kerja yang adil dan ruang untuk berekspresi. (*)
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |