TIMES BALI, JAKARTA – Sekelompok mahasiswa Indonesia di Kazan, Rusia, menunjukkan bagaimana budaya dapat menjadi alat pemersatu. Para mahasiwa yang juga tergabung dalam PPI Dunia tersebut terus menggaungkan nama Indonesia dengan mengenalkan berbai budaya Negeri Katulistiwa.
Mereka adalah Rifki Kusuma Wardana, Athalla Dewana, dan Ria Maha Putri. Bertiga, mereka menuntut ilmu di Kazan Federal University dan membuktikan bahwa peran pemuda dalam diplomasi budaya tidak bisa diremehkan.
Dalam acara School Diplomacy Clubs Activists Gathering (23/11/2024) yang berlangsung di Kazan ketiganya memanfaatkan kesempatan emas untuk memperkenalkan Indonesia melalui budaya.
Rifki Kusuma Wardana, mahasiswa Hubungan Internasional, menyampaikan bahwa acara ini bukan hanya ajang berbagi kebudayaan, tetapi juga peluang untuk menciptakan dialog yang konstruktif antarnegara.
“Sebagai perwakilan Indonesia di Rusia, saya merasa terhormat bisa berbagi perspektif dan pengalaman. Ini adalah momen yang luar biasa untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia, terutama kepada masyarakat Rusia dan peserta dari negara lain," ujarnya.
Dirinya juga berharap acara semacam ini terus diadakan agar semua pemuda Indonesia dapat turut membangun masa depan yang lebih baik melalui pemahaman dan penghormatan budaya.
Athalla Dewana, mahasiswa software engineering di Kazan Power States Engineering, menambahkan nuansa seni melalui penampilannya bersama Rifki. Mereka menyanyikan lagu-lagu Indonesia di aula di hadapan ratusan peserta dengan latar belakang budaya yang berbeda.
“Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari acara ini. Melalui lagu-lagu yang kami nyanyikan, saya berharap para peserta dapat merasakan semangat dan kehangatan budaya Indonesia,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Ria Maha Putri membawa sentuhan elegan dengan mengenakan batik. Sbegaimana diketahui batik merupakan satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.
Dalam presentasinya, ia menjelaskan filosofi mendalam di balik corak batik yang dikenakannya. Dirinya juga sekaligus pentingnya menghargai keberagaman budaya dunia.
“Memahami budaya orang lain bukan hanya tentang mengetahui seni dan tradisinya, tetapi juga tentang memahami nilai-nilai dan cara hidup yang mereka pegang. Ini sangat menarik sekaligus memperkaya jiwa kita,” tutur Ria.
Gadis tersebut juga mengungkap bahwa budaya merupakan jembatan yang menghubungkan kita semua. "Dengan saling menghormati, kita dapat menciptakan dunia yang lebih harmonis dan damai," tambahnya.
Ketiga mahasiswa ini adalah contoh nyata bagaimana pemuda Indonesia yang tergabug dalam PPI Dunia di luar negeri dapat menjadi duta bangsa melalui upaya sederhana namun penuh makna.
Mereka membuktikan bahwa diplomasi tidak hanya dilakukan di ruang-ruang formal pemerintah, tetapi juga bisa dilakukan di ruang-ruang kecil yang penuh kehangatan dan dialog lintas budaya.
Lewat acara ini, PPI Dunia tidak hanya memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga menyumbang pesan penting tentang persatuan dan saling pengertian di tengah masyarakat global. Dari Kazan, semangat ini menggema, membuktikan bahwa pemuda Indonesia siap menjadi agen perubahan di panggung dunia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: PPI Dunia: Kisah Pemuda Indonesia dalam Diplomasi Budaya di Rusia
Pewarta | : Khodijah Siti |
Editor | : Khodijah Siti |