TIMES BALI, JEMBER –

Pemerintah Kabupaten Jember (Pemkab Jember) menunjukkan komitmen yang tidak tergoyahkan terhadap implementasi Universal Health Coverage (UHC) atau Jaminan Kesehatan Semesta, meskipun mengakui bahwa program ini menghadapi tantangan yang 'berat'.

​Komitmen fiskal ini diwujudkan melalui peningkatan signifikan alokasi anggaran kesehatan khusus untuk UHC pada tahun berjalan, yang dilaporkan telah mencapai angka hampir setengah triliun rupiah. Angka ini melonjak tajam dibandingkan tahun anggaran sebelumnya.

​Hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Jember, Muhammad Fawait, di hadapan ribuan warga yang memadati Alun-Alun Rambipuji pada Minggu (7/12/2025) dalam acara Gus’e Menyapa yang berlangsung meriah.

​Dalam sambutannya, Bupati Fawait—yang akrab disapa Gus Fawait—menjelaskan bahwa peningkatan anggaran ini mencerminkan keseriusan Pemda dalam menjamin pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakatnya.

​"Peningkatan besar ini juga disebabkan oleh perbedaan waktu dimulainya program. Pada tahun ini, program UHC telah dimulai sejak bulan Januari, sementara pada tahun sebelumnya program baru dapat diimplementasikan efektif mulai bulan April," ujarnya, menjelaskan faktor utama lonjakan alokasi dana.

​Pemkab Jember mengakui bahwa pelaksanaan UHC menghadapi kompleksitas dan tantangan. Namun, Gus Fawait menegaskan bahwa fenomena dan tantangan yang muncul dalam implementasi program ini ternyata tidak hanya terjadi di Jember.

​"Masalah serupa juga dirasakan secara luas di berbagai wilayah di Jawa Timur dan bahkan menjadi isu yang dihadapi di tingkat nasional," ungkapnya.

​Menyikapi tantangan ini, Pemkab Jember secara proaktif terus menjalin komunikasi dan koordinasi intensif dengan pemerintah pusat. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi akar permasalahan dan bersama-sama merumuskan solusi tuntas yang diharapkan dapat mengatasi tantangan UHC di masa yang akan datang.

​Gus Fawait menegaskan bahwa komitmen terhadap UHC dipandang sebagai bagian integral dari tujuan berbangsa dan bernegara, yaitu mencapai kesejahteraan masyarakat. ​"Kesehatan yang terjamin bukan hanya sekadar layanan, melainkan sebuah pondasi," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa kesejahteraan masyarakat salah satunya dapat diukur dari terjaminnya pelayanan kesehatan yang memadai, terutama ketika masyarakat sedang sakit.

​Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa permasalahan jaminan kesehatan yang belum teratasi dengan baik juga diyakini menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan penurunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

​Oleh karena itu, meskipun pelaksanaannya dianggap sebagai tugas yang menantang, Bupati Jember menegaskan akan tetap memegang teguh komitmen untuk menjalankan program UHC.

​"Ini adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa kesehatan masyarakat Jember terlindungi dan kualitas hidup mereka terus meningkat," pungkas Gus Bupati Fawait. (*)