TIMES BALI, JAKARTA – OpenAI baru saja meluncurkan model AI terbaru mereka, GPT-4o, yang membawa serangkaian peningkatan signifikan dibandingkan pendahulunya. Model baru ini tidak hanya lebih cepat dan efisien, tetapi juga memiliki kemampuan multibahasa yang lebih baik.
Khoirul Anwar, founder Akademi AI Indonesia (AAI), percaya bahwa GPT-4o memiliki potensi besar untuk menjadi "pembunuh Google" yang paling nyata.
Dalam sebuah wawancara, Anwar menjelaskan mengapa GPT-4o bisa menjadi ancaman serius bagi dominasi Google di pasar mesin pencari. Apa saja ancaman itu? Berikut rangkuman yang disarikan dari wawancara.
Kecepatan dan Efisiensi yang Lebih Tinggi
Anwar mengungkapkan bahwa salah satu keunggulan utama GPT-4o adalah kecepatan pemrosesannya yang dua kali lebih cepat dibandingkan GPT-4 Turbo. “Kecepatan adalah kunci dalam dunia digital saat ini. Dengan waktu respons yang lebih cepat, GPT-4o dapat memberikan jawaban yang lebih cepat dan lebih akurat kepada pengguna, membuat pengalaman pencarian menjadi lebih efisien,” ujar pengurus LTN PBNU ini.
Kemampuan Multibahasa
GPT-4o mampu menangani 50 bahasa yang berbeda dengan kualitas yang lebih baik. Termasuk bahasa Indonesia. Anwar melihat bahwa kemampuan multibahasa ini sangat penting untuk pasar global.
“Google selama ini mendominasi karena kemampuan multibahasanya, namun GPT-4o membawa ini ke tingkat yang lebih tinggi dengan respons yang lebih cepat dan lebih akurat dalam berbagai bahasa,” tambah pengajar media technology UIN Maliki Malang ini.
Interaksi Lebih Personal
Salah satu fitur unggulan GPT-4o adalah kemampuannya dalam mode audio, yang memungkinkan interaksi yang lebih personal dan manusiawi. “Kemampuan untuk merespons dan memahami emosi pengguna memberikan pengalaman yang lebih mendalam dan personal dibandingkan dengan hasil pencarian teks statis yang biasa kita dapatkan dari Google,” jelas Anwar.
Fungsi Penerjemah yang Lebih Canggih
GPT-4o tidak hanya mampu berkomunikasi dalam berbagai bahasa, tetapi juga dapat berfungsi sebagai penerjemah dalam mode audio. Dalam simulasi yang dilakukan Anwar dan mahasiswanya, model ini mampu menerjemahkan percakapan real-time antara Arab dan Inggris dengan sangat akurat.
“Ini adalah game-changer. Kemampuan untuk menerjemahkan secara real-time akan sangat berguna dalam komunikasi lintas bahasa, baik untuk bisnis maupun kebutuhan sehari-hari,” kata Anwar.
Peningkatan dalam Pemecahan Masalah dan Penulisan Kode
GPT-4o juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemecahan masalah teknis dan penulisan kode. Anwar percaya bahwa kemampuan ini menjadikannya alat yang sangat kuat bagi pengembang dan profesional teknis.
“Kemampuan untuk menyelesaikan persamaan matematika dan membantu dalam penulisan kode menjadikan GPT-4o bukan hanya sekadar mesin pencari, tetapi juga asisten yang sangat bermanfaat dalam pekerjaan sehari-hari,” tambahnya.
Potensi Penggantian Google
Dengan semua keunggulan tersebut, Anwar melihat potensi besar bagi GPT-4o untuk menggantikan Google sebagai mesin pencari utama. “Google telah menjadi standar emas dalam pencarian informasi, tetapi dengan kemampuan yang ditingkatkan dari GPT-4o, kita mungkin melihat perubahan besar dalam cara orang mencari informasi di internet,” katanya.
Anwar juga mencatat bahwa dengan dukungan teknologi GPU canggih dari Nvidia dan kemitraan dengan Microsoft, OpenAI memiliki sumber daya yang diperlukan untuk terus berinovasi dan mengembangkan teknologi AI mereka. “Ini hanya permulaan. Dengan investasi dan pengembangan berkelanjutan, GPT-4o bisa menjadi pembunuh Google yang paling nyata di masa depan,” pungkasnya.
Dengan potensi besar yang dimiliki oleh GPT-4o, kita mungkin akan melihat perubahan signifikan dalam lanskap mesin pencari global, membawa era baru dalam cara kita mengakses informasi dan berinteraksi dengan teknologi AI. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Akademi AI Indonesia: Chat GPT-4o Bisa Jadi 'Pembunuh' Google Paling Nyata
Pewarta | : |
Editor | : Deasy Mayasari |