Berita

China Melaporkan Peningkatan Kematian Terkait Covid-19

Senin, 16 Januari 2023 - 08:34
China Melaporkan Peningkatan Kematian Terkait Covid-19 Penumpang pesawat dari Dalian di China, menuju area pengujian penyakit virus corona (Covid-19), setibanya di bandara internasional Narita di Narita, sebelah timur Tokyo, Jepang pada 12 Januari 2023. (FOTO: Kathmandu Post/Reuters)

TIMES BALI, JAKARTA – Pemerintah China melaporkan terjadi peningkatan besar dalam kematian terkait Covid-19 sejak penghapusan kebijakan nol-Covid bulan lalu.

Pada hari Sabtu, Kementerian China mengatakan hampir 60.000 orang dengan Covid-19 telah meninggal dunia di rumah sakit sejak negara itu meninggalkan kebijakan nol-Covid bulan lalu. 

Hal itu merupakan peningkatan besar dari angka yang dilaporkan sebelumnya menyusul kritik global terhadap data virus corona negara itu.

Pada awal Desember, China melakukan pengujian, pembatasan perjalanan, dan penguncian massal setelah protes yang meluas pada akhir November. Kasus infeksi telah melonjak sejak saat itu di seluruh negara berpenduduk 1,4 miliar itu.

Seorang pejabat kesehatan mengatakan, bahwa demam Covid dan rawat inap darurat telah memuncak dan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit terus menurun.

"Antara 8 Desember hingga 12 Januari, jumlah kematian terkait Covid di rumah sakit China mencapai 59.938," kata Kepala Biro Administrasi Medis di bawah Komisi Kesehatan Nasional (NHC), Jiao Yahui dalam jumpa pers.

"Dari jumlah kematian tersebut, 5.503 disebabkan oleh gagal napas akibat Covid dan sisanya akibat kombinasi Covid dan penyakit lain," kata Jiao.

Sementara pakar kesehatan internasional memperkirakan setidaknya 1 juta kematian terkait Covid tahun ini, China sebelumnya melaporkan lebih dari 5.000 sejak pandemi dimulai, salah satu tingkat kematian terendah di dunia.

Pihak berwenang telah melaporkan lima atau lebih sedikit kematian dalam sehari selama sebulan terakhir. Tetapi angka itubtidak konsisten dengan antrian panjang yang terlihat di rumah duka dengann kantong jenazah terlihat meninggalkan rumah sakit yang penuh sesak.

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengatakan, minggu ini China sama sekali tidak melaporkan kematian akibat Covid, meskipun sekarang memberikan lebih banyak informasi tentang wabahnya.

China, yang terakhir kali melaporkan angka kematian Covid setiap hari pada Senin, telah berulang kali membela kebenaran data Covid-nya.

Pada hari Sabtu, Jiao mengatakan, China membagi kematian terkait Covid-19 dengan kematian akibat gagal napas oleh infeksi virus corona serta kematian akibat penyakit yang mendasari dikombinasikan dengan infeksi virus corona.

"Standar tersebut pada dasarnya sudah sejalan dengan yang diadopsi oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan negara-negara besar lainnya," katanya.

Bulan lalu, seorang pakar kesehatan China pada konferensi pers pemerintah mengatakan, hanya kematian yang disebabkan oleh pneumonia dan gagal napas setelah tertular Covid yang  diklasifikasikan sebagai kematian akibat Covid.

Serangan jantung atau penyakit kardiovaskular yang menyebabkan kematian orang yang terinfeksi tidak diklasifikasi ke dalam kelompok tersebut.

Jiao mengatakan, jumlah pasien yang membutuhkan perawatan darurat menurun dan rasio pasien yang dites positif Covid-19 juga terus menurun.

"Jumlah kasus yang parah juga memuncak," tambahnya, meski tetap pada level tinggi, dan sebagian besar pasien berusia lanjut.

Para pejabat mengatakan, China akan memperkuat pasokan obat-obatan dan peralatan medis di daerah pedesaan dan meningkatkan pelatihan staf medis garis depan di wilayah tersebut.

"Jumlah pengunjung klinik demam umumnya dalam tren menurun setelah puncaknya, baik di kota maupun pedesaan," kata Jiao lagi.

Peningkatan tajam dalam perjalanan menjelang liburan Tahun Baru Imlek, ketika ratusan juta orang pulang dari kota ke kota kecil dan daerah pedesaan, telah memicu kekhawatiran bahwa hal itu akan membawa lonjakan kasus selama perayaan yang dimulai pada 21 Januari.

Minggu ini, WHO memperingatkan risiko yang berasal dari perjalanan liburan. China membuka kembali perbatasannya pada 8 Januari.

Terlepas dari kekhawatiran tentang infeksi, volume penumpang udara di China telah pulih ke 63% dari level 2019 sejak musim perjalanan tahunan dimulai pada 7 Januari, kata regulator industri.

"Pemulihan bisnis yang cepat menantang kemampuan maskapai penerbangan untuk memastikan keselamatan, dan diperlukan perhatian besar terhadap risiko terkait pandemi," kata Kepala Administrasi Penerbangan Sipil China, Song Zhiyong.

Industri, kata Song dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, perlu memahami sepenuhnya sifat khusus, dan kompleksitas migrasi Festival Musim Semi pada tahun 2023.

Kementerian Perhubungan China memperkirakan, volume lalu lintas penumpang melonjak 99,5% pada tahun ini selama migrasi festival, yang berlangsung hingga 15 Februari, atau pemulihan hingga 70,3% dari level 2019.

Di pusat perjudian China Makau, 46.000 pelancong yang masuk setiap hari pada Jumat adalah jumlah tertinggi sejak pandemi Covid-19 dimulai, mayoritas dari daratan, kata pemerintah kota. Ia mengharapkan ledakan Festival Musim Semi di bidang pariwisata. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bali just now

Welcome to TIMES Bali

TIMES Bali is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.