TIMES BALI, JAKARTA – Sampai hari ini tercatat setidaknya 108 orang tewas, lebih dari 125 orang terluka dan puluhan lainnya hilang di negara bagian Kerala, India Selatan, setelah tersapu tanah longsor akibat hujan lebat selama berhari-hari.
Para pejabat pemerintah disebut sebagai salah satu bencana alam terburuk.
Longsor di distrik Wayanad, wilayah yang keindahan alamnya yang alami dan kasar menarik jutaan wisatawan setiap tahun itu telah menumbangkan pepohonan, merobohkan jalur komunikasi, merendam jalan, dan menghanyutkan jembatan.
Operasi penyelamatan terhambat oleh medan wilayah tersebut, yang mempersulit upaya menjangkau ratusan penduduk di wilayah yang paling terdampak.
"Ini adalah salah satu bencana alam terburuk yang pernah terjadi di Kerala," kata Kepala Menteri Kerala, Pinarayi Vijayan dalam sebuah pernyataan.
Pinarayi Vijayan mengatakan, kerusakan pada rumah dan mata pencaharian "sangat besar", dan ia menambahkan bahwa pemerintahnya telah mendirikan kamp-kamp pengungsian untuk ribuan orang yang terkena dampak.
Jumlah korban tewas bahkan diperkirakan meningkat sepanjang hari, bersamaan saat petugas penyelamat menemukan banyak jenazah dari bawah reruntuhan. "Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat seiring pencarian yang terus berlanjut," kata pejabat pemerintah.
"Kami sedang melawan alam dalam kondisi terburuknya," kata Akhilesh Kumar, seorang pejabat di Pasukan Tanggap Bencana Nasional India yang mengawasi operasi penyelamatan bersama dengan Angkatan Darat India dan petugas pemadam kebakaran.
Beberapa orang dikhawatirkan masih tertimbun di bawah lumpur yang sangat tebal setelah tanah longsor di wilayah perbukitan negara bagian Kerala di India selatan pada hari Selasa kemarin.
Operasi penyelamatan besar-besaran sampai siang ini sedang berlangsung di negara bagian Kerala di India selatan itu.
Tanah longsor itu terjadi pada dini hari saat orang-orang sedang tertidur ketika gelombang lumpur menggilas rumah mereka.
Tim dari pertahanan sipil, polisi, 200 personel tentara, dan penyelam penyelamat dari angkatan laut telah dikerahkan ke daerah yang terkena dampak, tetapi upaya pencarian terhambat oleh hujan lebat.
Satuan Tanggap Bencana Distrik Wayanad mengatakan, sulit untuk memastikan jumlah pastinya, karena lebih dari 120 orang hilang, terjebak di bawah lumpur dan puing-puing.
"Kami khawatir jumlah korban tewas akan bertambah karena banyak orang hilang yang mungkin sudah meninggal. Sampai saat ini, kami tidak dapat berspekulasi," kata kantor satuan tugas tanggap bencana seperti dilansir Arab News.
Sebagian besar wilayah Kerala berada dalam status siaga tertinggi menurut Departemen Meteorologi India akibat hujan ekstrem pada Selasa pagi.
Jebi Mather, anggota majelis tinggi Parlemen India yang mewakili Kerala, mengatakan kepada para anggota parlemen bahwa laporan dari negara bagian tersebut mengindikasikan bahwa seluruh keluarga telah hilang di bawah lumpur.
“Kehancuran yang terjadi saat ini tidak dapat diukur… Kehancurannya sangat besar,” katanya.
Sekitar 350 keluarga tinggal di wilayah hutan perbukitan, tempat sebagian besar penduduk bekerja di perkebunan teh dan kapulaga.
Pemimpin oposisi, Rahul Gandhi, mantan anggota parlemen Wayanad mengatakan dalam sebuah posting di X, bahwa dia “sangat sedih” atas bencana tersebut.
“Kehancuran yang terjadi di Wayanad sangat menyedihkan," katanya, dan ia mendesak pemerintah pusat untuk memberikan semua dukungan yang memungkinkan.
Pemerintah Kerala, India Selatan mengumumkan hari berkabung resmi pada hari Selasa dan Rabu ini setelah hujan lebat selama berhari-hari dan memicu banyak tanah longsor di wilayah perbukitan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tanah Longsor di India Selatan Tewaskan 108 Orang
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |