TIMES BALI, BALI – Berkomitmen dalam melestarikan seni dan budaya Indonesia khususnya Bali, The Apurva Kempinski Nusa Dua Bali kini menggandeng Samsara Living Museum dengan menggelar pameran Lontar Kitab Sutasoma.
Sebanyak 10 Kitab Lontar diperkenalkan dalam Pameran bertajuk ‘Bhinneka Tunggal Ika Lontar Exhibition’ yang akan berlangsung sejak tanggal 3 April hingga 31 Mei 2024.
Pameran ini menjadi salah satu pelestarian Kitab Lontar di tengah terusan teknologi dengan tujuan untuk mengingatkan kepada generasi muda tentang sejarah Kitab Lontar.
Digelar dalam periode waktu 2 bulan, Pameran ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan warisan budaya agar tak lekang di makan jaman.
Ini disampaikan Ida Bagus Agung Gunarthawa dari Samsara Living Museum yang menyebut kolaborasi ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mempertahankan nilai-nilai budaya, khususnya kepada generasi muda Bali.
“Dengan menghadirkan lontar dalam pameran ini, kami ingin memperkenalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Bhinneka Tunggal Ika, sehingga dapat diterima dengan baik dan diaplikasikan oleh generasi muda Indonesia, terutama di Bali,” jabarnya usai membuka pameran di Aula Pendopo Kempinski, Kamis (4/4/2024).
Menurutnya, Kitab Lontar membutuhkan sebuah pendekatan yang relevan dan mudah dipahami oleh masyarakat, seperti penggunaan gamelan sebagai salah satu contohnya.
"Untuk itu, Samsara Living Museum lahir sebagai respons terhadap kekhawatiran akan kehilangan kedalaman pemahaman terhadap lontar di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda yang cenderung menganggap budaya tradisional sebagai usang," paparnya.
Tantangan ini, tambah Gunarthawa, mengarah pada upaya untuk menerjemahkan, mengaplikasikan, dan meningkatkan pemahaman terhadap budaya secara keseluruhan.
Sementara itu, Ida Bagus Made Gunawan lebih mengurai makna mendalam yang terkandung dalam lontar.
"Lontar tidak hanya sekadar warisan budaya, tetapi juga panduan untuk menciptakan manusia yang lebih baik dengan tingkat toleransi yang tinggi. Konsep Tri Hita Karana, yang merujuk pada harmoni antara manusia dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia, menjadi salah satu nilai utama yang ingin ditekankan melalui pameran ini," katanya.
Ia mengakui bahwa tantangan untuk memperkenalkan lontar kepada generasi muda memang besar karena semua memiliki peran penting dalam hal ini, termasuk pemerintah sebagai pemangku kebijakan.
GM The Apurva Kempinski Bali Vincent Guironnet, didampingi Melody Siagian selaku Director of Marketing Communication sangat mendukung ide pameran tersebut.
"Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya dan literatur yang sangat berharga. Pameran ini menjadi bukti cinta terhadap Indonesia dengan mengajak pengunjung untuk membaca lontar dan menggali cerita-cerita pendek serta lengkap yang terkandung di dalamnya," kata GM The Apurva Kempinski Bali ini. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Apurva Kempinski Bali dan Samsara Living Museum Lestarikan Seni Lontar Melalui Pameran
Pewarta | : Susi Artiyanto |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |