TIMES BALI, JAKARTA – Kementerian Pertahanan Indonesia menambah dua kapal angkut tank untuk menambah jumlah armada kapal perang Republik Indonesia (KRI). Yang membanggakan, dua kapal angkut tank (AT) milik TNI AL ini murni buatan dalam negeri.
Kedua kapal perang - KRI AT-8 dan KRI AT-9 masing-masing diberi namanya menjadi KRI Teluk Weda-526 dan KRI Teluk Wondama-527 ini buatan PT Bandar Abadi Shipyard Batam, Kepulauan Riau.
foto: Dok Kemenhan
KRI Teluk Weda-526 diambil dari nama sebuah teluk yang terkenal di Halmahera Tengah, Kabupaten Weda Tengah, Maluku Utara. Sedangkan KRI Teluk Wondama-527 diambil dari nama sebuah teluk yang terletak di Papua, dekat Raja Ampat.
Dua KRI kebanggan Indonesia ini diluncurkan pada 3 Maret 2021 lalu oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono.
Yudo mengatakan, peluncuran KRI ini merupakan upaya TNI untuk memenuhi target minimum essential force (MEF) pada tahun 2024 seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) ketiga 2019-2024.
Sementara itu, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemenhan, Marsda Yusuf Jauhari, mengapresiasi penyelesaian pembangunan kedua kapal AT yang cepat. Dua kapal ini selesai dalam 22 bulan. Padahal, target awal dibutuhkan waktu pembangunan 30 bulan.
"Kita harapkan kehadiran kedua kapal ini akan meningkatkan performa pelaksanaan tugas-tugas TNI Angkatan Laut," kata Yusuf seperti dikutip dari Republika.
Buatan Dalam Negeri
foto: Dok Kemenhan
Keberhasilan PT. Bandar Abadi dalam membangun kapal perang dengan waktu lebih cepat dengan spesifikasi teknis sesuai kebutuhan TNI, merupakan wujud keberhasilan pembinaan industri pertahanan Indonesia. Pembinaan industri pertahanan dilaksanakan untuk menciptakan kemandirian industri yang maju dan berdaya saing dalam rangka menciptakan kemandirian pertahanan.
Terkait hal ini, KSAL Laksamana TNI Yudo Margono berharap industri pertahanan nasional seperti galangan kapal nasional dapat meningkatkan kemampuannya untuk bersaing di pasar global. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas produksi, manajemen, dan teknologi modern untuk bersaing dengan kompetitor asing.
"Karenanya, saya mengharapkan agar industri pertahanan dalam negeri, dalam hal ini galangan kapal nasional dapat meningkatkan kemampuan untuk mampu berkompetisi di pasar global melalui peningkatan kapasitas produksi, manajemen, serta teknologi modern agar mampu bersaing dengan kompetitor luar negeri,” ujar Yusuf.
Sementara itu, Komisaris PT Bandar Abadi Shipyard, Stanley Rojali menyampaikan apresiasi atas kepercayaan dan kehormatan yang diberikan oleh Kementerian Pertahanan kepada PT Bandar Abadi Shipyard untuk membangun dua unit Kapal LST atau kapal angkut tank untuk TNI. PT Bandar Abadi Shipyard berharap mampu memberikan yang terbaik dalam berpartisispasi mendukung terwujudnya kemandirian Alutsista dalam negeri.
Spesifikasi
foto: Dok Kemenhan
Dikutip dari Kompas.com, kapal buatan dalam negeri yang diproduksi PT Bandar Abadi ini memiliki panjang 117 meter. kapal angkut tank ini juga mampu melaju dengan kecepatan maksimal 16 knots (full load). Selain itu, kapal AT ke-8 dan ke-9 yang dimiliki TNI AL ini juga mampu mengangkut 111 Anak Buah Kapal (ABK), 367 prajurit, dan 15 Tank BMP-3F. (*)
Pewarta | : |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |