TIMES BALI, BALI – Untuk mendorong pembangunan pariwisata Bali yang berbasis budaya, berkualitas dan berkelanjutan, Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pariwisata berkolaborasi dengan Aliansi Hospitality Leader Indonesia (AHLI) dan Grab untuk memberikan pelatihan hospitality berkelanjutan kepada para pelaku pariwisata di Bali yang akan dilakukan secara bertahap.

Pelatihan yang kali ini diberikan kepada.Mitra Pengemudi Grab, bertujuan untuk meningkatkan kualitas daya tarik wisata, maupun meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan memberikan pelayanan kepada wisatawan.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tcok Bagus Pemayun menyebutkan bahwa sebagai daerah pariwisata, pelayanan kualitas para driver online di Bali juga juga harus berbeda.

"Mereka tidak boleh hanya memiliki kemampuan berkendara akan tetapi mereka harus tahu apa arti dari pariwisata ini sendiri. Mereka wajib berjiwa “sadar wisata” yaitu memahami dan mengerti bagaimana menjaga dan mengelola Bali sebagai destinasi wisata, sehingga wisatawan merasa betah dan nyaman ketika berada di Bali," jabarnya, Rabu (27/3/2024).

Menurutnya, hal paling dasar yang wajib dimiliki oleh driver online di Bali adalah bahasa asing karena sebagian besar pengguna transportasi online di Bali adalah orang asing sehingga kemampuan berbahasa asing adalah hal yang mutlak.

"Selain itu yang membuat wisatawan bisa merasa betah dan nyaman, adalah masyarakat pelaku pariwisata yang memiliki etika pariwisata, semua pelaku pariwisata, khususnya driver online harus paham adat istiadat dan budaya masyarakat, sehingga mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan," jelasnya.

Birokrat yang selalu murah senyum ini berpesan agar para driver online selalu bertingkah laku sopan, sesuai dengan adat dan budaya Bali, menaati segala aturan yang ada, baik aturan tertulis maupun aturan yang tidak tertulis yang berlaku di masyarakat.

"Setelah memahami semua maka tugasnya adalah mengarahkan wisatawan agar bertingkah laku yang sesuai ketentuan agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga semua wisatawan yang datang ke Bali bisa merasa betah, aman dan nyaman," katanya.

Adapun pelatihan yang diselenggarakan di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Bali ini, terdiri atas tiga topik yang dibawakan oleh Kadispar dan narasumber dari AHLI serta Grab.

Dalam sesi hari ini, ratusan driver Grab mendapatkan pengetahuan terkait peranan Driver dalam Industri Pariwisata, Standar Etika Pelayanan Pariwisata dan pelatihan anti kekerasan seksual.

Kegiatan pelatihan hospitality seperti ini juga akan dilakukan untuk pelaku-pelaku pariwisata yang lain seperti para driver taxi konvensional, driver transportasi umum, pengelola daya tarik wisata, pengelola Desa Wisata, para therapist spa, pemandu wisata air, pemandu wisata arung jeram, dan lain-lain.

Halim Wijaya selaku Director of East Indonesia dari Grab Indonesia, menyampaikan pihaknya sangat berterimakasih atas pelatihan yang diselenggarakan untuk mitra Grab.

“Sebuah kehormatan bagi Grab dapat menjadi pihak pertama yang terlibat dalam pelatihan hospitality dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa inisiatif ini sejalan dengan misi Grab untuk turut menjaga kenyamanan masyarakat Bali, termasuk para wisatawan yang berkunjung di Pulau Dewata.

"Sejak tahun lalu, kami juga menyelenggarakan Pelatihan Keselamatan untuk Mitra Grab (PAKEM) yang diikuti oleh ribuan Mitra Pengemudi Grab Bali dan juga meluncurkan Pusat Keamanan dan Keselamatan Grab bagi Wisatawan, laman khusus pada aplikasi Grab yang berisi berbagai kontak penting di Bali dalam berbagai bahasa," tutupnya. (*)