TIMES BALI, MALANG – Perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang mulai mematangkan persiapan pengamanan dan pengendalian ketertiban umum di berbagai titik keramaian. Kepala Satpol PP Kota Malang, Heru Mulyono, menyampaikan bahwa seluruh personel akan bersiaga penuh mulai 22 Desember hingga pergantian tahun.
Dalam keterangannya, Heru menjelaskan bahwa Satpol PP dan Damkar diminta fokus antisipasi kerumunan di titik-titik favorit saat perayaan natal dan tahun baru di Kota Malang. Lokasi diprediksi menjadi pusat keramaian saat malam pergantian tahun, seperti Kawasan Ijen, Kayutangan Heritage, Balai Kota, Jalan Surabaya, serta Suhat. Sementara itu, Alun-Alun Merdeka diperkirakan tidak seramai tahun sebelumnya karena tengah direvitalisasi.
Untuk mengurangi risiko penumpukan massa, Satpol PP akan melakukan operasi penguraian massa, bukan hanya pengalihan lalu lintas. Heru menambahkan bahwa pihaknya mendorong masyarakat dan penyelenggara untuk membuat lebih banyak event agar kerumunan dapat tersebar di berbagai titik.
“Semakin banyak event, semakin pecah konsentrasi massa, sehingga tidak menumpuk di pusat kota,” katanya.
Aturan dan Imbauan untuk PKL: Diberi Toleransi Namun Harus Tertib
Dalam momentum Nataru, Satpol PP memberi toleransi terbatas kepada pedagang kaki lima (PKL) agar roda ekonomi tetap berjalan. Meski demikian, Heru menegaskan tiga imbauan utama untuk PKL:
1. Mencari rezeki tanpa mengganggu kenyamanan warga.
2. Menghormati petugas dan mematuhi arahan apabila diminta bergeser atau pindah tempat.
3. Menjaga kebersihan, termasuk membawa kantong sampah sendiri dan membuang sampah pada titik penampungan yang telah disiapkan bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
“Setelah perayaan pasti banyak sampah. Kami sudah koordinasi dengan DLH untuk menyiapkan lokasi penumpukan sampah agar tidak berserakan,” ujar Heru.
Untuk pengamanan Nataru, Satpol PP dan Damkar akan menurunkan 259 personel secara penuh. Selain itu, Polresta Malang Kota telah menyiapkan lima Pos Pengamanan (Pos Pam) dan satu Pos Pelayanan (Pos Yan) yang berlokasi di Gereja Ijen.
Satpol PP juga menyiapkan beberapa pos mandiri, termasuk Pos GPP (Gabungan Penjagaan dan Pengendalian), serta dua pos di kompleks Balai Kota, yaitu di Tawira dan area kantor utama.
Heru menegaskan bahwa seluruh upaya ini dilakukan untuk memastikan perayaan Nataru berjalan aman, tertib, dan tetap memberi ruang bagi aktivitas ekonomi masyarakat.
Keluhan Warga Jalan Ijen dan Penataan Akses Rumah
Terkait keluhan warga di Kawasan Ijen yang kerap kali menjadi tempat pedagang kaki lima berjualan, pihaknya mengimbau pemilik rumah untuk memasang tulisan larangan berjualan di depan rumah, Heru mengakui bahwa kawasan ini memang paling rawan dipadati PKL. Ia meminta warga memberikan penanda yang jelas pada akses keluar-masuk rumah, seperti memasang patok atau tali pembatas, sehingga tidak ditempati pedagang.
“Kita akan koordinasi, yang penting akses warga tetap dihormati. Silakan pasang tanda supaya tidak ditempati,” tuturnya. (*)
| Pewarta | : Tria Adha |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |