https://bali.times.co.id/
Berita

Bertemu dengan Pemangku Adat, Pelaku Kebakaran Gunung Bromo Minta Maaf kepada Suku Tengger

Jumat, 15 September 2023 - 19:43
Bertemu dengan Pemangku Adat, Pelaku Kebakaran Gunung Bromo Minta Maaf kepada Suku Tengger Calon pengantin dan saksi peristiwa kebakaran di Gunung Bromo meminta maaf pada warga suku Tengger. (Foto: Sri Hartini/TIMES indonesia)

TIMES BALI, PROBOLINGGO – Lima orang yang berstatus sebagai saksi wajib lapor mendatangi kantor Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten setempat, pada Jumat (15/9/2023) pagi.

Mereka hadir untuk bertemu dengan pemangku adat dan meminta maaf kepada warga Suku Tengger terkait peristiwa kebakaran di Gunung Bromo beberapa waktu lalu.

Permintaan maaf tersebut disampaikan secara langsung oleh calon pengantin pria, Hendra Purnama. Saat itu, Hendra dan para saksi lainnya datang didampingi oleh kuasa hukum mereka, yaitu Mustadji dan Hasmoko.

Pertemuan ini juga dihadiri oleh enam kepala desa, yakni dari Ngadisari, Wonotoro, Wonokerto, Ngadirejo, Ngadas, dan Jetak.

Dalam pernyataan maafnya, Hendra Purnama menjelaskan bahwa kebakaran yang terjadi di Bromo adalah kejadian yang tidak disengaja dan tidak diinginkan.

Pelaku-Kebakaran-Bromo-2.jpgPermintaan maaf dilakukan di depan pemangku adat Tengger dan 6 kepala desa terdampak. (Foto: Sri Hartini/TIMES indonesia)

“Saya mewakili lima orang lainnya meminta maaf kepada Presiden Republik Indonesia, Menteri Kabinet, Pemerintah Daerah Jawa Timur, Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo, Pemerintah Desa setempat, serta khususnya kepada masyarakat adat Suku Tengger dan tokoh adatnya, atas peristiwa kebakaran beberapa waktu lalu,” ujar Hendra.

Ia juga menjelaskan atas upaya yang telah dilakukan untuk memadamkan api, termasuk menyiramkan enam botol air minum yang dibawa rombongannya.

Upaya pemadaman lain yang dilakukan setelah api muncul adalah dengan cara memukul-mukul tanaman yang terbakar. Namun, angin yang kencang dan banyaknya tanaman kering membuat api tetap menyala dan membakar rumput kering.

“Saat kejadian, kami sudah berupaya memadamkan api dengan air dan dengan memukul-mukul api, namun api tetap menyala. Kami mohon maaf atas kelalaian ini dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi,” jelas Hendra.

Sementara itu, Kepala Desa Ngadisari, Sunaryono, mengatakan bahwa sesuai dengan jiwa, sifat, dan budaya Suku Tengger, warga telah memaafkan sebelum permintaan maaf ini disampaikan, karena memang kejadian tersebut terjadi akibat ketidaksengajaan.

“Intinya, kita telah memaafkan sebelum mereka datang untuk meminta maaf. Kejadian ini menjadi pembelajaran bagi kita semua,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Ngadisari, Sunaryono, mengatakan bahwa sesuai dengan jiwa, sifat, dan budaya Suku Tengger, warga setempat telah memaafkan calon pengantin sebelum permintaan maaf itu disampaikan, mengingat kejadian tersebut merupakan suatu kecelakaan yang tidak disengaja.

Menurutnya, kejadian ini adalah sebuah teguran dari alam dan Tuhan, sehingga kedepannya diharapkan, baik pengelola wisata maupun masyarakat dapat menjaga alam Bromo dengan lebih baik lagi.

Diketahui bahwa kawasan wisata Gunung Bromo mengalami kebakaran di area Savana Teletubbies pada Rabu (6/9/2023).

Kebakaran ini diduga akibat penggunaan flare saat sesi foto prewedding. Dalam peristiwa ini, polisi telah menetapkan satu orang sebagai tersangka dan lima orang lainnya sebagai saksi wajib lapor.

Kebakaran di kawasan Wisata Gunung Bromo ini tidak hanya berdampak terhadap para pelaku wisata, tetapi juga menghambat pasokan air bersih di Desa Wonotoro dan Jetak akibat pipa air yang rusak. Sampai saat ini, proses hukum terkait peristiwa tersebut masih berlanjut. (*)

Pewarta : Sri Hartini
Editor : Muhammad Iqbal
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bali just now

Welcome to TIMES Bali

TIMES Bali is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.